Selasa, 10 Juli 2012

Teori Tentang Asosiasi Tanaman dengan Mikroba (studi Simbiosis Mutualistis)



            Resosoedarmo (1989), menyatakan bahwa suatu kawasan alam yang didalamnya tercakup unsur hayati (organisme) dan unsur-unsur tersebut terjadi hubungan timbal balik disebut sistem ekologi atau ekosistem. Organisme perombak, misalnya berupa mikroorganisme terdiri atas bekteri dan jamur akuatik yyang hidup tersebar, salah satunya diperbatasan antara air. Organisme perombak terdapat dalam jumlah yang sangat besar, jutaan indiividu per-gram endapan lumpur. Sebagian perombak hanya makan bangkai tumbuhan dan hewan. Bila kondisi temperatur baik, maka penguraian dalam air dapat berjalan cepat sekali. Fungsi organisme pengurai dalam suatu ekosistem yaitu mengatur keperluan dan kelangsungan hidupnya sendiri, ddaur nitrogen yang sempurna, tapi kompleks dan daur fosfor yang sederhana tetapi kurang sempurna
            Lakitan (1993), menyatakan bahwa mikorhiza secara harfiah berarti akar jamur. Dalam onteks ini mikorhiza merupakan hubungan simbiotik dan mutualistik (menguntungkan kedua belah pihak) antara jamur no patogen dengan sel-sel akar yang hidup, terutama sel epidermis dan korteks. Jamur memperoleh senyawa organik (terutama gula) dari tanaman sedangkan tanaman memperoleh keuntungan karena penyerapan unsur hara dan air dapat berlangsung dengan baik. Bagian sistem perakaran tanaman yang terinfeksi adalah bagian akar yang masih muda.
            `Supardi (1985), menyatakan bahwa ekosistem mempunyai dua komponen yaitu komponen autotrof dan komponen heterotrof. Tumbuh-tumbuhan hijau yang berklorofil membentuk karbohidrat protein, lemak dan lain-lain dengan jalan fotosintesa dengan energi sinar matahari. Zat-zat kotoran yang terjadi akibat proses tersebut diuraikan kembali menjadi zat-zat yang lebih sederhana, bentuk dapat dipergunakan kembali dalam proses pembangunan dengan bantuan pengurai / jasad renik. Setiap spesies dalam komunitas condong untuk mengadakan intteraksi satu sama lain, mengubah kondisinya, membangun hubungan dan saling ketrgantungan.
            Hadisubroto (1989), menyatakan bahwa mutualisme adalah interaksi yang mendorong keputusan dari dua spesies yang saling berinteraksi, karena itu dalam mutualisme kedua spesies yang saling berinteraksi memperoleh keuntungan, interaksi dapat berlangsung sangat erat maupun renggang disebut mutualisme simbiosis. Hubungan dari dua spesies ini begitu eratnya sehingga apabila dipisahkan, kehidupan mereka akan merana. Contoh dari simbiosis mutualis adalah pohon dengan jamur (fungi mycorhiza).
            Pringgoseputro (1992), menyatakan bahwa tipe simbiosis lain yang mempengaruhi zat hhara tanah sebagai pembatas produktivitas primer teresterial meliputi jamur yang bekerjasama dengan akar-akar dari beberapa macam tumbuhan pohon. Jamur miselium yang berasosiasi dengan akar tanaman disebut mycorhizae. Gabungan ini sering merangsang pertumbuhan tanaman dengan kuat, memudahkan pengambilan oleh akar, meningkatkan kelarutan ion-ion tertentu padda tanah sekeliling sehingga ketersediaannya akan bertambah dan membantu melindungi akar dari infeksii ooleh patoggen

Tinjauan Pustaka :
Hadisubroto. 1989. Ekologi Dasar. Jakarta : departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
Lakitan, benyamin. 1993. Dasar-dasar Fisiologi Tumbuhan. PT Raja Grafindo Persada.
Pringgoseputro. 1992. Konsep Dasar IPA II. Jakarta : UI Press.
Resosoedarmo, Sujiran. R . 198. Pengantar Ekologi. Bandung : Remaja Karya CV.
Supardi. 1985. Prinsip-prinsip Ekologi Dasar. Bandung : Sinar Baru.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar