Beck(1993),
menyatakan bahwa susu adalah salah satu makanan yang bergizi. Konsistem yang
diberikan protein terutama kasein dan laktatbumin. Protein susu memberikan
enzim-enzim esensial dengan perbandingan yang tepat bagi penggunaan jaringan
tubuh. Selain itu, air susu adalah bahan-bahan alami yang sempurna dan sebagian
besar zat gizi esensial ada didalam tubuh, yaitu protein yang bernilai tinggi,
kalsium, vitamin A dan thamin (Vitamin B1).susu merupakan sumber kalsium
tinggi, dimana lakrtosa dari dalam air susu membentuk absorbsi susu didalam
saluran pencernan.
Widjaya(2002),
menyatakan bahwa protein susu mengandung beta laktaglubin yang dapat yang dapat
menyebabkan alergi pada susu bayi. Alergi itu dapat menyebabkan kerusakan
lendir dan usus yang berakibat diare, usus mengalami pendarahan. Kandungan
lemak ASI lebih mudah diserap dan dicerna oleh usus dan mengandung asam lemak
asensial yang dapat dibuat sendiri oleh tubuh. Kendungan yang terdapat pada susu yaitu laktosa dan gula
susu. Gula ini terdiri atas 1 molekul glukosa dan 1 molekul galaktosa. Susu
sapi kira0kira mengandung 4-5% laktosa, sedangkan air susu manusia/ ASI
kira-kira mengandung 6-7% Laktosa.
Andrawulan(1992),
menyatakan bahwa vitamin adalah senyawa-senyawa organik yang dibutuhkan untuk
pertumbuhan normal dan mempertahankan hidup seperti hewan dan juga manusia yang
secra alami tidak mampu mensintesis senyawa. Senyawa tersebut disintesis
melalui proses anabolisme yang tidak tergantung faktor lingkungan kecuali
udara. Senyawa-senyawa tersebut diperlukan dan efektif dalam jumleh sedikit.
Senyawaini tidak menghasilkan energi dan tidak digunakan sebagai unit pembangun
struktur tubuh organisme, tetapi sangat penting untuk transformasi energi dan
pengaturan metabolisme tubuh. Vitamin tidak termasuk dalam kelompok
karbohidrat, protein, lemak dan air, sehingga hanya dalam jumlah sedikit tubuh
memerlukan vitamin.
Lehninger(1988),
menyatakan bahwa vitamin adalah mikronutrien organik esensial, karena vitamin
dibutuhkan pada diet manusia danya dalam jumlah miligram atau makrogram per
hari, maka vitamin disebut mikronutrien. Istilah ini digunakan untu
membedakannya dari makronutrien seperti karbohidrat, protein, lemak yang
dibutuhkan pada diet manusia dalam jumlah besar, yaitu ratusan atau sedikitnya
lusinan garam per hari. Makronutrien dibutuhkan dalam jumlah besar untuk
menyediakan energi dan menghasilkan prekrusor organik berbagai komponen tubuh.
Poedjiadi(1994),
menyatakan bahwa vitamin adalah senyawa-senyawa organik tertentu yang
diperlukan tubuh dalam jumlah kecil didalam diet seseorang, tetapi esensial
untuk reaksi metabolisme dalam sel dan paliing untuk melangsungkan pertubuhan
normal serta memelihara kesehatan. Vitamin berfungsi untuk berada dalam sistem
enzim yang berperan dalam metabolisme karbohidrat, lemak dan protein.
Kebanyakan vitamin-vitamin ini tidak dapat di sintesis oleh tubuh. Beberapa
diantaranya masih dapat dibentuk oleh tubuh, namun ketepatan pembentukannya
sangat kecil. Sehingga jumlah yang terbentuk tidak dapat memenuhi kebutuhan
tubuh.
Tinjauan Pustaka :
Andrawulan, Nuri. 1992. Kimia Vitamin. Jakarta: CV Rajawali.
Beck, Marry E. 1993. Ilmu Gizi dan Diet. Yogyakarta: Adiyata.
Lehninger. 1988. Dasar-Dasar Biokimia Jilid 1. Jakarta:
Erlangga.
Poedjiadi, Anna. 1994. Dasar-Dasar Biokimia. Jakarta: UI Press.
Widjaya. 2002 Ilmu Pangan dan Gizi. Jakarta: Erlangga.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar